Seperti yang pernah saya kutip di salah satu jejaring sosial saya yang berbunyi :
"Amarah bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Justru akan memperburuk masalah. Me as freelancer, yg kata temen2 gw freelancer sok sibuk. Tapi mereka mengerti pekerjaan freelance itu ga mudah. Mau rejeki ya kerja, ga mau ya males2an aja, itu freelance kalo menurut gw. Dalam bekerja, kita memang dituntut untuk sabar, tekun, teliti, dan banyak belajar. Apapun kondisinya, jangan pernah keluarkan amarah. Client akan mengerti jika kita memberi alasan yang jelas, kenapa project belum selesai atau mengalami kendala. Akan ada 2 kemungkinan, client akan memundurkan deadline, dan client menyudahi kontrak (yah belum rejeki nih xD). Jangan pernah tinggalkan kesan buruk pada client, jangan menyalahkan orang lain atas rejeki yang belum menjadi hak kita. Bekerjalah dengan hati, kurangi ego, jangan pernah mengeluh. Ingat, Tuhan gak pernah ngasi ujian hambanya melebihin dari kemampuan hambanya. Belajar lebih sabar lagi, sikapi masalah dengan bijak, semua masalah pasti ada jalan keluarnya. ~ Trm #noted 6/1/2017"
Banyak yang bilang sangat lega setelah melampiaskan amarah dengan membanting benda atau dengan mencaci maki orang lain. Tapi apa hal itu adalah solusi yang tepat? Coba dipikirkan kembali seandainya apa yang kita lakukan untuk melampiaskan amarah tersebut menimbulkan dampak negatif, seperti merusak barang penting yang harganya sangat mahal, atau mencaci maki orang kemudian orang tersebut menjadi dendam kepada kita, bukankah itu merupakan sebuah boomerang?
Lalu, gimana sih cara menahan amarah yang baik dan benar agar tidak ada pihak yang terganggu dan dirugikan? Tentu ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar amarah dan emosi yang sedang membara tidak menimbulkan efek negatif.
Perlu kita ketahui juga bahwa menahan amarah dan memendam masalah yang berkepanjangan juga tidak baik jika dibiarkan berlarut-larut. Ibaratnya, menyimpan bara api didalam sekam yang sewaktu-waktu bisa berkobar menimbulkan kebakaran dan merusak segalanya.
Hal terbaik untuk meredam emosi dan amarah adalah menyalurkannya melalui jalan yang benar. Ada beberapa kiat yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan diri agar tidak mudah marah. Misalnya dengan mencari kesibukan sesuai dengan hobi, jika kamu merasa sedang kecewa dan marah akan sesuatu, mungkin kamu perlu memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencari penyegaran.
Lakukan hal-hal yang biasa kamu sukai untuk menyalurkan amarah tersebut menjadi hal yang berguna. Contoh : "Untuk meredam amarah, saya selalu melakukan hal yang saya sukai, seperti hobi saya yang suka pengutak - atik dan membuat program yang bisa saya share dengan teman dan membuat dokumentasinya di blog ataupun untuk saya gunakan sendiri." Atau bisa juga dengan menceritakan masalah kamu kepada orang lain yang bisa dipercaya.
Kamu juga bisa mencurahkan amarah kamu melalui tulisan. Misalnya untuk kamu yang suka menulis blog, maka kamu dapat menulis kekesalan kamu pada blog pribadi atau buku harian. Dengan meredam dan menyalurkan kemarahan melalui cara yang benar, maka amarah kamu tidak akan merugikan orang lain maupun diri sendiri.
0 Comments
Posting Komentar