Dilihat dari arti katanya maka dunia "underground" adalah dunia bawah
tanah, dan jika ditanya aktivitas seperti apa saja yang termasuk dalam
kategori dunia underground maka jawabannya adalah ‘banyak’.Dan memang
benar, sesuai dengan prinsip underground maka para penghuninya pun
menggunakan identitas yang tidak ingin diketahui oleh banyak orang serta
cenderung tertutup, at least hanya terbuka bagi sebagian orang. Bahkan
beberapa tetap menjaga identitasnya walaupun terhadap teman satu
kelompoknya.
Ilustrasi : http://thehackerspost.com |
Kali ini saya khusukan pada Underground di Internet. Ada yang tau?
Internet underground cenderung identik dengan aktivitas yang berhubungan
dengan internet security seperti breaking server, defacing, credential
stolen, backdooring, dsb. Sehingga tidak salah jika banyak maniac
security di internet mengklaim underground adalah dunia mereka, dan
setiap penghuninya diharuskan mengikuti aturan yang berlaku
di-underground. Jika di dunia vendor dan close source ada istilah NDA
(Non Disclosure Agreement) maka di underground mungkin ada istilah NDE
(Non Disclosure Exploit). Masyarakat internet security berpendapat bahwa
underground spirit harus dimiliki oleh setiap individu yang
berkecimpung dalam internet security underground, jika mereka memiliki
0day technique atau 0day exploit maka sangat diharamkan untuk membukanya
kepada publik. Jika ada yang melanggar, maka akan segera dikatakan
merusak underground spirit dan tidak dapat dikategorikan sebagai
masyarakat underground.
Memang benar masyarakat internet security merupakan bagian dari dunia
internet underground, arti mudahnya mereka melakukan berbagai aktivitas
dengan menggunakan identitas yang tidak diketahui oleh publik. Hanya
saja jika dipikirkan lebih tenang lagi maka dunia internet underground
bukan milik para hacker-hacker security saja.
Berbagai macam alasan individu untuk menikmati dunia underground. Ada
yang berbagi dan melakukan aktivitas di dunia underground sebagai suatu
metode mengamankan dirinya untuk tetap dapat share pengetahuan yang
didapatkan dari dunia industri, kita tahu bahwa dunia industri umumnya
bersifat close source namun banyak individu yang menikmati kehidupan
internet underground untuk berkolaborasi dengan individu lain dan
mengerjakan suatu project yang menyenangkan bagi mereka, namun
menggunakan pengetahuan yang mereka dapatkan dari pekerjaan profesional
masing-masing.
Ada sekelompok programmer yang bekerja pada perusahaan pembuat software
komersial namun saling berkolaborasi mengerjakan project opensource,
seperti OpenGL, GTK, QT, dan berbagai macam teknologi opensource yang
mampu menyamai teknologi close-source. Ada individu yang bekerja pada
perusahaan komersial seperti CISCO, IBM, Apple, bahkan GOOGLE namun
masih tetap berkontribusi pada dunia internet underground untuk
menghasilkan berbagai project-project opensource ataupun sekedar
bersenang-senang bersama individu dari negara lain untuk keluar masuk
server dan menuliskan nya dalam bentuk ezine (salah satu jagoan python
di GOOGLE corp. masih terus hobi bermain dalam kelompok underground dan
merilis ezine yang termasuk populer).
Penghuni underground lainnya seperti cracker yang sering membuat keygen
untuk software-software komersial. Beberapa waktu yang lalu CyberTank
sempat memberitahu beberapa individu Indonesia dengan kemampuan reverse
engineering luar biasa dan terbiasa membuat keygen/crack yang mungkin
selama ini kita gunakan dan tersebar diberbagai forum-forum. Mereka juga
memiliki pekerjaan masing-masing, ataupun mungkin masih berstatus anak
sekolah, namun juga tetap menggunakan identitas tersendiri untuk
melakukan aktivitas tersebut di Underground. Dan tidak bisa dipungkiri
mereka juga termasuk para aktivis underground.
Contoh penghuni underground lainnya adalah para carder di Indonesia.
Banyak yang mengatakan bahwa sangat sulit untuk mengirim barang dari
luar negeri ke Indonesia karena negara Indonesia termasuk dalam daftar
blacklist. Namun masih tetap banyak carder-carder Indonesia yang
berhasil memasukan barang-barang tersebut dengan berbagai macam metode,
dan tentu saja mereka tetap menjaga identitas untuk tidak diketahui oleh
publik (polisi?!). Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa mereka termasuk
para aktivis internet underground.
Bagaimana dengan phisser?! walaupun tampak sepele, namun perubahan
tingkah laku para defacer Indonesia untuk memanfaatkan phissing terhadap
hasil jarahannya sudah cukup lumayan. Kita bisa melihat di milis
ID-CERT yang ‘kosong’ namun tetap ramai dengan notifikasi dari berbagai
perusahaan seperti paypal bahwa situs-situs Indonesia digunakan untuk
kepentingan phissing. Dan mungkin cukup banyak pihak yang dirugikan
dengan hasil phissing ini. Dan tentu saja mereka juga memiliki 0day
technique untuk masalah phissing tersebut. Underground?! sure.
Worm/Trojan/Virus writer?! un-questionable. Di Indonesia ada banyak
komunitas ini dan banyak juga yang menjaga identitas mereka untuk tetap
underground, bahkan beberapa bisa dikatakan memiliki pekerjaan legal
namun tetap berbagi metode dan menulis virus untuk sekedar hobi.
Phreaker juga tetap berkembang di Underground. Dengan semakin
berkembangnya teknologi telekomunikasi, masih banyak didapatkan
resource-resource yang menjelaskan tentang teknologi telekomunikasi
padahal notabene merupakan produk industri closed source dan sulit untuk
ditemukan referensinya. Namun beberapa individu tetap saling share di
dunia underground mengenai teknologi ini, dan diantara hasilnya adalah
hacking algoritma A3/A5 yang digunakan untuk authentifikasi dengan mesin
HLR serta baseband hacking untuk iPhone.
Di Indonesia sendiri komunitas internet security masih termasuk yang
paling keras gaungnya untuk menyarakan kata ‘underground’ sehingga
banyak komunitas lain yang terlewatkan untuk juga dikategorikan sebagai
komunitas underground. IMHO, aktivitas underground di Indonesia masih
terus berkembang dan sangat menarik. Walaupun disetiap bidang
underground mereka cenderung menutup diri (misal: para carder, karena
jika tehnik carding mereka diketahui publik maka akan banyak merugikan
para carder lainnya).
Komunitas IT security di Indonesia umumnya berasal dari underground yang
kemudian muncul ke ‘dunia nyata’ untuk berbagi informasi mengenai
teknologi IT & Security. Namun dapat diyakini beberapa individu pada
komunitas tersebut tetap melakukan aktivitas underground dengan
menggunakan identitas lain yang tidak dikenal (tentu saja, jika
menggunakan identitas yang telah dikenal berarti bukan underground
bukan?!). Dan dapat diyakini juga metode 0day baru yang mereka temukan
di underground tidak akan langsung dibagikan kepada publik begitu saja,
mungkin setelah puas bermain dengan metode baru tersebut barulah
dibagikan kepada publik, dan itu balik lagi ke individunya masing-masing.