Time is money merupakan suatu ungkapan yang sangat populer. Di artikel ini akan dibahas pemahaman time is money dari sisi waktu, bukan dari sisi uang. Semoga artikel time is money ini bermanfaat.

Di dalam masyarakat terdapat sebuah ungkapan yang sangat populer, yaitu Time is Money, yang mana di harapkan agar individu bisa menghargai waktu dengan melihat bahwa waktu itu sangat berharga, layaknya “uang”. Di sini sudut pandang yang di jadikan dasar adalah uang. Apalagi di jaman modern ini, uang bisa dikatakan adalah “segalanya”. Sebenarnya hal ini adalah benar. Namun kenapa meskipun hampir setiap individu mengetahui ungkapan Time is money ini, masih tetap banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah berharganya waktu yang diumpamakan sebagai “uang” sudah tidak penting lagi? Apakah Time is Money ini salah?. Ini diakibatkan dari sudut pandang melihat waktu itu sendiri yang di umpamakan sebagai “uang”. Akibatnya, intisari dari waktu tersebut menjadi hilang. Sehingga timbulah pemikiran masih ada “waktu lain” untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Sedangkan “uang” yang di gunakan sebagai dasarnya, bisa di cari “kapan” saja dan jumlah “uang” disini tidak terbatas.

Coba kita melihat Time is Money dari sisi yang berbeda, yaitu dari sisi “waktu” itu sendiri. Sebenarnya apabila kita melakukan tindakan komersial, orang yang membayar jasa atau barang yang kita sediakan tidak membayar dengan uang mereka, melainkan dengan waktu mereka. Apabila kita berkata dalam diri sendiri, bahwa dalam waktu 5 tahun, saya akan mempunya uang Rp. 700 juta untuk membeli rumah itu, disini timbul dua pandangan berbeda. Yang pertama bahwa harga rumah tersebut sebesar Rp. 700 juta. Menggunakan sudut pandang ini bisa mengakibatkan orang untuk kehilangan konsentrasi karena tidak adanya pembatas atau tekanan dalam mencapai hal tersebut. Akibatnya untuk mendapatkan Rp. 700 juta bisa mencapai lebih dari 5 tahun yang sudah di targetkan. Sudut pandang kedua melihat bahwa harga rumah tersebut sebesar 5 tahun, yaitu 1/12 dari umur anda (bila di rata-rata umur manusia 60thn). Panjang umur manusia sudah di takdirkan, tidak bisa bertambah lagi. Dengan melihat dari sudut pandang ini, kita di tuntut untuk melakukan keinginan kita dengan sunguh-sungguh karena bila tidak akan menghabiskan umur kita lebih banyak lagi.

Jadi mulailah untuk melihat tindakan kita dari sudut pandang “waktu”. Jangan menyia-nyiakan waktu anda yang sudah terbatas itu! Ada ungkapan dari M. Scoott Peck: “Sebelum anda dapat menghargai diri anda sendiri, anda belum dapat menghargai waktu. Sebelum anda dapat menghargai waktu, anda belum dapat berbuat apa pun dengannya”. Time is money begitu berharga.