Bullying atau istilahnya sih nggak beda jauh dengan perploncoan memang sering terjadi di sekolah-sekolah atau kampus yang menjunjung senioritas, banyak sekali pelaku yang melakukan bullying dan korban. Tak jarang korban merasa terluka baik fisik maupun psikis.

Yap, setelah ditelusuri lebih jauh, bullying memang tidak ada bedanya dengan sabu, putaw serat saudara-saudaranya yang lain. Sekali mencoba terasa enak. Berikutnya ? eh kok mau lagi.. mau lagi

Menurut salah seorang pakar, adiksi ini muncul karena motivasi si pelaku bully terpenuhi. Misalnya tujuannya agar ingin kelihatan mempunyai power yang lebih besar diantara teman-temannya yang lain (Ditakuti). Jadi ketika dia berhasil mebuat korbannya tidak berkutik, power itu serasa berada dalam genggaman. Rasa bangga yang absurd pun sontak melesut.

Dan sudah menjadi hukum alam kalau manusia tidak akan pernah puas akan apa yang sudah dia kerjakan atau dimilikinya. Sekali mencoba untuk mem-bully lalu berhasil, selanjutnya target yang menjadi pendorong hasrat melakukan bully itu muncul dinaikkan berkali-kali lipat, alhasil, bukan kepikiran untuk berhenti, justru makin sibuk mikirin gimana caranya buat mencapai target yang lebih tinggi.

Pertanyaan selanjutnya, apakah korbannya tetap itu itu aja ?

Jelas tidak ! Ketika keinginan untuk mem-bully semakin kenceng berkobar. Satu korban pasti dirasa tidak cukup. Setiap melihat orang yang lagaknya meyakinkan untuk di dikejai, maka dengan berbagai cara dia akan melakukan serangan sampai orang tersebut tidak berkutik

Urusan kecanduan mem-bully ini akan semakin parah jika tidak ada satu orang pun yang berani mengingatkan dan melawan si pelaku bully. Kalau saja korbannya yang berani begitu, si pelaku bisa langsung dipatahkan kok. Atau, orang yang disekitar pelaku yang memiliki pengaruh atau power yang lebih tinggi. Misalnya sahabat, orang tua, atau guru.


Ambil sedikit waktu buat renungkan untuk para pem-bully….

  • Apa yang baru saja kamu lakukan ?
  • Apa yang dia rasakan setelah kamu perlakukan seperti itu ?
  • Apa yang kamu rasakan setelah mem-bully dia ? Kamu sudah merasa Senang ?
  • Kenapa kamu menyakiti dia ? Apa dia pernah menyakiti kamu ?\


Untuk para korban, hidupmu tidak sampai sini aja guys. Ayo berusaha sembuh dari trauma. Begini caranya…

  • Saya Mampu! Krisis pecaya diri adalah sindrom utama yang diderita korban. Karena harga dirinya terinjak jadi timbul keyakinan bahwa dirinya tidak pantas hidup. Itu salah besar, coba untuk yakin sama dirimu sendiri kalau kamu mampu menghadapi semuanya. Coba introspeksi mungkin kamu mempunyai kelebihan sehingga membuat iri si pem-bully

 

  • Stay in safe area, but tunjukkan kamu tidak terintimidasi. Menghindari bahaya bukan sifat orang penakut, justru orang yang pintar selalu punya inisiatif untuk menghindari bahaya. Karena masih banyak kegiatan lain yang harus dilakukan. Dan masih banyak hal yang menyenangkan dari pada makan hati mendekati bahaya. Kalaupun terpaksa tatap saja si pem-bully dan bersikap seperti biasa, bikin dia bukan momok buat kamu

 

  • Belajar terbuka dan berbicara. Kalau kita bisa bicara, ini merupakan hal yang sangat ampuh untuk menyembuhkan luka batin. Umumnya orang yang keseringan menjadi korban akan menjadi orang yang tidak banyak omong malah tidak bisa ngomong. Ngomong ke orang lain atau malah ke pem-bully. Nah mulai sekarang latih skill yang satu ini.

 

  • Perbanyak temanTeman adalah seperti pendukung sepak bola dalam hidup. Makin banyak teman, maka keberanian dan rasa percaya diri dijamin makin besar.